Pengalaman saya di bulan Ramadhan kali ini memang berbeda, karena saya baru pertama kali berpuasa di bulan Ramadhan jauh dari kampung halaman saya, dan saya mendapat pengalam yang belum pernah saya alami selama di kampung halaman saya.
Suatu hari, saya di tinggal ibu saya sendiri di kota yang sekarang saya tinggal. Saya di tinggal ibu saya selama 3 hari, karena ibu saya punya urusan di kampung halaman saya. Selama 3 hari itu saya tinggal di tempat adik sepupu saya, sampai ibu saya pulang.
Setelah 3 hari berjalan, ibu saya pun pulang dan menemui saya di tempat adik sepupu saya, saya kaget ! ternyata ibu saya membawa paman saya dari Samarinda, saya kangen paman saya itu, sudah lama tidak bertemu, dan hari itu pun saya bertemu dengan paman saya.
Paman saya berencana untuk tinggal, dan beristirahat selama beberapa hari di rumah saya, ibu saya setuju, dan kami menyambutnya dengan senang hati.
Pada suatu malam, saya berjalan-jalan mengelilingi kota dengan paman saya dan adik sepupu saya. saat kami berjalan-jalan sampai kepasar, adik sepupu saya minta di belikan petasan, awalnya paman saya bingung harus membelikannya atau tidak, tetapi adik sepupu saya sangat ingin bermain petasan. Dan paman saya pun dengan senang hati membelikan petasan itu buat adik sepupu saya.
Pada malam itu juga, adik sepupu saya bermain petasan dengan saya dan paman saya di depan halaman rumah adik sepupu saya. Awalnya paman saya yg bersemangat untuk bermain petasan, kemudian saya juga ikut-ikutan tertarik untuk bermain.
Dan pengalaman itu pun terjadi pada saat malam itu, awalnya seperti biasa saya menyalakan sumbu petasan itu, dan petasan itu memang benar letaknya. Tapi saya merasa aneh, saat seseorang datang memakai mobil pick-up , dan memarkirkan mobilnya di halaman adik sepupu saya. Paman saya melihat itu, tetapi dia tidak peduli, dan kembali memerhatikan kami bermain.
Saat saya meletakkan petasan itu, dan menyalakannya, saya sudah yakin bahwa letaknya itu pas dengan tanah, tetapi kenapa? Saat saya menyalakan petasan itu letaknya berdiri sesuai langkah-langkah petasan itu, tetapi petasan itu malah meledak kearah atap rumah orang, saya kaget! Dan saya merasa takut jika orang rumah tersebut marah kepada saya.
Tetapi apa yg saya pikirkan salah, saya bersyukur karena orng rumah tersebut tidak marah. Tapi anehnya orang yg membawa mobil pick-up tadi mendatangi saya dan berkata berulang-ulang “takut kena atap orang, takut kena atap orang, takut kena atap orang!!” saya heran, kenapa orang itu berkali-kali mengakatakan hal seperti itu, padahal saya sudah tahu.
Mendengar orang yg membawa mobil pick-up tadi seperti itu, paman saya pun menghampirinya, dan bertanya “kenapa Anda menegur dia seperti itu?”, tapi orang itu juga mengatakan apa yang dia katakan ke saya, dia katakan juga ke paman saya dengan kerasnya “takut kena atap orang, coba di awasi anak-anak ini !!”, saya sempat emosi waktu itu saya di bilang anak-anak, tapi saya tidak bias melawan karena waktu itu paman saya yg membela saya, kata paman saya “iya, saya sudah mengawasinya, tetapi kenapa anda seperti orang yg punya rumah, apa itu rumah anda?” Tanya paman saya, “tidak, itu bukan rumah saya” jawab si orang yg bermobil pick-up tadi, kata paman saya “ya sudah, jangan mengatur lagi”, tiba-tiba orang itu marah kepada paman saya, dan menantang paman saya “kamu siapa mengatur saya, kamu itu belum kenal dengan saya !!” kata orang itu, paman saya menjawab “saya tidak mengatur, tetapi anda yg mengatur, anda tahu kalau saya sudah mengawasinya, tetapi anda masih bersikeras menyalahkan saya, apakah anda ini sudah paling hebat di wilayah sini?!”, saya pun merinding dan takut terjadi perkelahian. Untuk menjaga mereka agar damai, saya pun kerumah dan memanggil bapaknya adik sepupu saya. Dan beliau pun keluar terus menghalang perdebatan paman saya dengan orang tersebut.Dan berdebatan itu sempat bisa dihentikan, dan orang itu pun pergi pulang kerumahnya yang dekat dengan rumah adik sepupu saya.
Tak lama kemudian, orang itu balik lagi kedepan halaman rumah adik sepupu saya, saat itu juga paman saya masih di luar untuk mencari kenyamanan, entah kenapa, tiba-tiba paman saya berteriak kepada orang itu “Ada apa Anda melihat saya?!!” dengan tegasnya paman saya berteriak pada orang itu, dan paman saya masuk kerumah dan mengambil sapu. Orang itu pun bergegas pulang kerumah, saya kira orang itu tidak akan balik lagi.
Ternyata salah, orang itu balik dengan membawa parang dan beberapa saudaranya. Dia mengancam paman saya, “maksud anda apa seperti tadi, meneriakkan saya?!! Mau cari mati !”, paman saya tidak menjawab, tetapi saudara orang itu menghalang dia, dan bapak adik sepupu saya keluar untuk melindungi paman saya. Saya pun merasa takut, dan membawa adik-adik saya masuk kedalam rumah, agar mereka tidak melihat apa yg terjadi dengan pamannya.
Setelah beberapa lama saya di dalam rumah menghibur adik saya, saya penasaran apa yg sekarang terjadi di luar. Alhamdulillah, saya bersyukur, karena tidak ada terjadi perkelahian di malam itu. Dan paman saya dengan orang itu sepakat kalau mereka sama-sama salah paham.
Akhirnya pun orang itu pulang kerumahnya dan paman saya masuk ke rumah adik sepupu saya, saat itu saya malu sama paman saya karena sudah membuat masalah baginya. Saya merasa bersalah, dan saya meminta maaf pada paman saya.
Begitulah singkat cerita pengalaman pertama saya di bulan ramadhan ini, sekaligus pengalaman pertama di tempat tinggal baru saya. semoga di bulan ramadhan yang akan datang tidak terjadi hal yang seperti ini lagi. Amin
Minggu, 19 Agustus 2012
I Experience Ramadhan Time
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar